Mengapa sebuah sapu lidi begitu murah harganya? Begitu murahnya sampai-sampai jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang dahaga.
Padahal, apakah Anda tahu, bahan dasar lidi itu harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam di dusun-dusun jauh di pedalaman. Harus diserut, dihaluskan, diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai tangan.
Ia harus diangkut oleh kendaraan, melewati pasar dan naik turun timbangan penawaran. Karena, ia dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah.
Ia dijalin oleh perempuan-perempuan yang tak menghitung laba rugi. Ia juga dipikul oleh bahu-bahu para lelaki yang tak terlalu mengerti transaksi jual beli.
Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai di tangan kita, karena orang-orang itu tak menghitung jerih perih kerjanya. Mereka pun tak menghitung berapa banyak butir-butir keringatnya yang telah jatuh membasahi tubuhnya.
Mari kita sadari bahwa di balik kemurahan dan kemudahan yang kita terima sekarang ini, terselip pengorbanan patut kita hargai dan renungkan..
PersonaL Info
Label
- Bahasa Indonesia (6)
- Etika dan Profesionalisme TSI (17)
- IBD (10)
- ISD (20)
- Teori Organisasi Umum (2)
- Tulisan (13)
Arsip Blog
-
▼
2009
(20)
-
▼
Desember
(20)
- Harga yang Harus Kita Bayar
- New Virus .... WARNING . .!!!!!
- Menaklukan Diri Sendiri
- Empati dan Arti Sebuah Senyum
- Nilai Seikat Kembang
- Belajar Menghargai Pengorbanan
- Kisah 2 Ekor Kodok
- Menghargai Hidup
- Merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri
- Antara Suka, Sayang dan Cinta…
- Penerapan Kebijakan Pelayanan Masyarakat Umum
- Contoh Kekerasan Ham Saat Massa Orde Baru
- Perubahan Sosial Masyarakat
- Pengaruh Media Terhadap Perubahan Sosial
- Peran Sosial Entrepreneurship Dalam Pembangunan
- Falsafah Dalam Bidang Sosial
- Dampak Program Pemukiman TertinggaL Terhadap Kehid...
- IdeoLogi DidaLam Masyarakat
- Sifat Majemuk Bangsa Indonesia
- Konflik Sosial
-
▼
Desember
(20)
Jumat, 18 Desember 2009
Posted in |
ISD
|
0 Comments »
One Responses to "Belajar Menghargai Pengorbanan"