Sifat majemuk dari bangsa Indonesia, disamping merupakan kebanggaan hendaknya pula
dilihat bahwa suatu negara dengan keanekaragaman suku-bangsa dan kebudayaan mengandung
potensi konflik. Oleh karenanya guna menuju suatu integrasi nasional Indonesia yang kokoh,
terdapat berbagai kendala yang harus diperhatikan.
Melihat ada empat masalah pokok yang dihadapi, ialah
(a) mempersatukan aneka-warna suku-bangsa.
(b) hubungan antar umat beragama.
(c) hubungan mayoritas-minoritas dan ,
(d) integrasi kebudayaan.
Diantara sekitar 210 juta orang penduduk Indonesia dewasa ini, sulit diketahui secara pasti
distribusi jumlah dari masing-masing suku-bangsa. Menilai bahwa berapakah sebenarnya jumlah
suku-bangsa di Indonesia, sampai saat kini masih sukar ditentukan secara pasti. Hal ini
disebabkan ruang lingkup istilah konsep suku-bangsa dapat mengembang atau menyempit,
tergantung subyektivitas. Sebagai contoh, paling sedikit di Pulau Flores terdapat empat suku-
bangsa yang berbeda bahasa dan adat-istiadatnya, ialah orang Manggarai, Ngada, Ende-Lio dan
Sikka. Namun kalau mereka ada di luar Flores, mereka biasanya dipandang oleh suku-bangsa
lainnya atau mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai satu suku-bangsa, ialah Flores.
paradigma tersebut ditrapkan untuk orang Cina di Indonesia, adalah tidak tepat. Dilihat
dari perbandingan jumlah orang Cina dengan keseluruhan penduduk, konotasi minoritas bagi orang
Cina memang tepat. Akan tetapi ditinjau dari kekuasaan yang dimilikinya, terutama dalam
pengertian ekonomik, adalah tidak tepat jika golongan Cina di Indonesia termasuk minoritas.
Secara ekonomik, orang Cina di Indonesia memiliki peranan yang cukup besar.
Paradigma ini adalah sebagai salah satu upaya untuk lebih dapat memahami pengertian minoritas
yang memiliki kompleksitas dimensi dan variabel.
Selanjutnya, berdasarkan dimensi dan variabel lain, pemakaian istilah golongan minoritas bagi
orang Cina dapat dibenarkan karena dalam rangka hubungan dengan penduduk bumiputera, posisi
mereka adalah sebagai subordinat; sebaliknya berbagai suku-bangsa bumiputera tidak selalu berada
pada kedudukan supraordinat atau kelompok dominant. Pengklasifikasian apakah belum ditulis,
misalnya adanya kecenderungan untuk melakukan perkawinan dengan sesama golongannya
PersonaL Info
Label
- Bahasa Indonesia (6)
- Etika dan Profesionalisme TSI (17)
- IBD (10)
- ISD (20)
- Teori Organisasi Umum (2)
- Tulisan (13)
Arsip Blog
-
▼
2009
(20)
-
▼
Desember
(20)
- Harga yang Harus Kita Bayar
- New Virus .... WARNING . .!!!!!
- Menaklukan Diri Sendiri
- Empati dan Arti Sebuah Senyum
- Nilai Seikat Kembang
- Belajar Menghargai Pengorbanan
- Kisah 2 Ekor Kodok
- Menghargai Hidup
- Merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri
- Antara Suka, Sayang dan Cinta…
- Penerapan Kebijakan Pelayanan Masyarakat Umum
- Contoh Kekerasan Ham Saat Massa Orde Baru
- Perubahan Sosial Masyarakat
- Pengaruh Media Terhadap Perubahan Sosial
- Peran Sosial Entrepreneurship Dalam Pembangunan
- Falsafah Dalam Bidang Sosial
- Dampak Program Pemukiman TertinggaL Terhadap Kehid...
- IdeoLogi DidaLam Masyarakat
- Sifat Majemuk Bangsa Indonesia
- Konflik Sosial
-
▼
Desember
(20)
Selasa, 15 Desember 2009
Posted in |
ISD
|
0 Comments »
One Responses to "Sifat Majemuk Bangsa Indonesia"